WASPADAI KANKER LEHER RAHIM SEJAK DINI
Kanker serviks atau leher rahim
adalah salah satu jenis kanker yang prevalensinya paling tinggi di
dunia, termasuk di Indonesia. Data Globocan dari WHO memperkirakan, di
dunia setiap satu menit ada satu kasus baru kanker serviks dengan kasus
kematian setiap dua menit. Sementara di Indonesia, 41 kasus baru terjadi
setiap harinya dengan 20 kematian.
Kendati prevalensinya tinggi, namun menurut spesialis
kebidanan Fitriyadi Kusuma, sebenarnya kanker serviks sangat dapat
dicegah yaitu dengan menghindari faktor risikonya yaitu tidak
berhubungan seks di usia belia, atau di bawah 17 tahun.
Menghindari seks di usia terlampau muda, tidak
berganti-ganti pasangan, dan tidak merokok adalah hal-hal yang perlu
dilakukan untuk menjauhkan risiko kanker serviks. Berhubungan seks di
usia belia menjadi faktor risiko karena organ-organ reproduksi yang
belum berkembang sempurna. Hal itulah yang menjadikannya rentan
mengalami lesi atau luka ketika berhubungan seksual.
Ketika terjadi lesi, imbuhnya, human papilloma virus
(HPV), penyebab kanker serviks, lebih mudah masuk dan menginfeksi
jaringan kelamin yang akan berkembang menjadi kanker di kemudian hari.
Selain itu, karakter HPV sendiri lebih mudah berkembang di jaringan yang
masih muda.
HPV lebih menyukai jaringan yang licin dan halus yang
umumnya dimiliki oleh organ reproduksi yang masih muda. Itulah kenapa
remaja yang berhubungan seks lebih rentan terinfeksi HPV.
Namun, bukan berarti wanita yang tidak melakukan
hubungan seks di usia belia tidak berisiko kanker servis. Semua wanita
berisiko mengalami kanker serviks. Jadi kesadaran untuk mendeteksi dini
pun perlu ditingkatkan.
Deteksi dini sangat penting. Lagipula metode deteksi
dini pun sudah semakin mudah dan murah, misalnya dengan inspeksi visual
dengan asam asesat (IVA). Metode ini sudah dapat efektif mendeteksi
kanker serviks hingga 70-80 persen.
Sayangnya, perhatian masyarakat pada kanker serviks
masih rendah, termasuk kesadaran dalam melakukan skrining. Padahal
menurut WHO, tahun 2013 ini saja ada sekitar 15.000 total kasus di
Indonesia.
Bila Anda terdeteksi mengidap kanker leher rahim, jangan khawatir kami memiliki terapi perawatan dengan produk perlebahan berupa : HDI Propoelix Plus yang saat ini juga sudah menjadi referensi obat oleh para dokter karena sudah masuk dalam katalog MIMS.
HDI PROPOELIX® PLUS bermanfaat untuk kesehatan karena:
- Mempunyai sifat antikanker yang efektif dari bahan-bahan antikanker dan telah dibuktikan melalui penelitian selama bertahun-tahun.
- Mempunyai sifat sebagai immunomodulatory dan memiliki antioksidan yang sangat tinggi.
- Dengan mengombinasikan keempat unsur potensial antikanker tersebut, HDI Propoelix® Plus juga terbukti efektif sebagai adjuvan pada kasus kanker maupun imunodefisiensi sehingga sangat efektif sebagai kapsul penambah kekebalan tubuh.
- Memaksimalkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mudah diserang oleh penyakit dan mempercepat proses pemulihan.
HDI PROPOELIX® PLUS terbaik karena:
- Penelitian menunjukkan bahwa komponen flavonoid pada propolis mampu bekerja pada tingkat biomolekular yang menghambat pertumbuhan sel kanker.
- Propolis juga memiliki efek sitotoksik berkat kandungan zat Caffeic Acid Phenethyl Ester (CAPE) dan chrysin. Dalam uji in vitro dan in vivo, zat CAPE terbukti memiliki antikanker yang kuat hingga mencapai 31,24%.
- Manfaat propolis dikombinasikan dengan manfaat ekstrak tiga jamur sebagai elemen penting antikanker:
- Lingzhi atau Ganoderma lucidum, termasuk salah satu jamur herbal yang paling sering digunakan untuk terapi kanker berkat kandungan.
- Shitake (Lentinus edodes). Penggunaan Shitake sangat populer di regio Asia, terutama Jepang, serta telah diuji oleh Food and Drug Administration (FDA) sebagai suplemen yang aman dan efektif untuk kanker. Selain itu, penggunaan Shitake telah diuji di Amerika Serikat sebagai imunomodulator untuk pasien HIV.
- Maitake (Grifola frondosa), adalah jamur dengan tampilan unik dan rasa yang lezat. Maitake mampu menghambat pertumbuhan kanker berkat kandungan molekul glukan dan polisakarida-nya
- Dibuat dengan sistem ekstraksi berteknologi "Continuous Multi-Stage Countercurrent Extraction" (CMCE) yang memungkinkan membuang zat yang tidak berguna dan mempertahankan secara optimal zat yang berguna bagi tubuh dan bisa larut dalam air. (HDI - Indonesia)
Comments